21 Maret 2011, Surabaya -- (DMC): Kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) produksi dalam negeri buatan PT. PAL Indonesia (Persero) secara resmi memperkuat Alutsista TNI Angkatan Laut khususnya unsur kapal perang di jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil). Kapal perang tersebut diberi nama Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593.
Peresmian ditandai dengan pernyataan peresmian Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 dan penekanan tombol sirine pembuka selubung papan nama KRI serta dilanjutkan dengan Pelantikan Komandan KRI Banda Aceh-593 oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (21/3) di PT PAL Indonesia (Persero), Surabaya..
Sebelumnya, peresmian juga ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 dari PT. PAL Indonesia (Persero) kepada Daewoo International Corporation yang selanjutnya diserahkan kepada Kemhan RI. Setelah diterima oleh Kemhan RI, selanjutnya diserahkan kepada TNI AL kemudian kepada Kolinlamil selaku pengguna.
Hadir dalam upacara peresmian, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Suhartono, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, Dirut PT. PAL Indonesia Harsusanto dan sejumlah pejabat di jajaran Kemhan, Mabes TNI, Mabes TNI AL dan PT. PAL.
Menhan mengatakan, pembangunan Kapal LPD-4 ini dilaksanakan di dalam negeri, dalam hal ini PT. PAL Indonesia yang bekerja sama dengan Daewoo Internasional, Corp. sebagai Main Contractor. Walaupun pelaksanaannya memerlukan waktu yang cukup panjang, namun atas kerja keras dan segala upaya Daewoo Internasional, Corp dan PT. PAL Indonesia akhirnya pembangunan kapal ini dapat diselesaikan sesuai batas waktu yang tercantum dalam kontrak.
Menurut Menhan, lamanya waktu tersebut dapat dimaklumi karena adanya pergeseran material yang semula berada di Korea Selatan dialihkan ke Indonesia, serta adanya keterbatasan sarana dan prasarana.
Menhan menegaskan, dengan pembangunan kapal LPD-4 yang di laksanakan di dalam negeri, dalam hal ini PT. PAL Indonesia diharapkan dapat memberikan pengalaman, kesempatan dan manfaat bagi kemajuan PT. PAL terutama dalam rangka proses alih teknologi.
Kedepan dalam rangka mendukung kemandirian produksi Alutsista, Pemerintah dalam hal ini Kemhan terus berupaya melakukan berbagai terobosan dengan penyiapan perangkat lunak, pengembangan industri dalam negeri maupun optimalisasi pendayagunaan produksi dalam negeri sehingga pada akhirnya diharapkan kita dapat mengurangi ketergantungan pada pengadaan Alutsista dari luar negeri.
Atas nama Pemerintah, Menhan menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Direktur dan seluruh jajaran PT. PAL Indonesia atas penyerahan Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 ini kepada Kemhan. Ucapan terima kasih dan penghargaan juga disampaikan kepada semua pihak atas terlaksananya pembangunan kapal KRI Banda Aceh-593 ini.
Pada kesempatan tersebut, kepada jajaran TNI AL, Menhan juga menyampaikan ucapkan selamat atas penambahan kekuatan Alutsista ini dengan harapan agar Alutsista tersebut dioperasionalkan dan dipelihara dengan baik, sehingga dapat mendukung tugas-tugas operasi sesuai yang diharapkan dan mempunyai masa pakai yang panjang. “Dengan peresmian kapal ini, bagi TNI AL sangat berarti dan mempunyai nilai strategis karena menambah kekuatan jajaran TNI AL sesuai dengan Renstra MEF (Minimum Essential Force)”, tambah Menhan.
Sementara itu, Dirut PT. PAL Indonesia mengatakan, sebelum diserahkan, kapal ini telah menjalani sea trial (uji coba layar) dimana kapal diuji kemampuannya dengan berlayar mulai dari pengujian stabilitas kapal, kecepatan kapal dan semua system yang ada di kapal dilaksanakan pengujian, setelah itu kapal di laksanakan commodore inspection yaitu kapal di uji coba layar lagi yang langsung di saksikan oleh tim penerima kapal dari TNI-AL dan Kemhan.
Menurutnya, hasil dari uji coba layar sangat memuaskan, yaitu semua pengujian memenuhi target yang sudah ditetapkan dalam kontrak bahkan ada beberapa yang melampaui target misalnya tentang kecepatan kapal di kontrak ditetapkan 15,0 knots namun pada saat kapal uji coba layar kecepatan kapal mencapai 15,2 knots. Hal ini membuktikan bahwa kapal produksi PT.PAL Indonesia sangat membanggakan.
Lebih lanjut Dirut PT. PAL Indonesia mengatakan, dengan pelaksanaan penyerahan kapal LPD 125 M produksi PAL. Indonesia kedua ini diharapkan kepercayaan pada industri dalam negeri dapat lebih ditingkatkan, sehingga kebutuhan alat utama sistim senjata (Alutsista) negara dapat dipenuhi di dalam negeri, yang berarti secara langsung turut membangun kemandirian bangsa dalam memenuhi kebutuhan Alutsista sekaligus berperan dalam penghematan devisa negara.
Menurutnya, pengalaman selama dalam pembangunan kapal LPD pesanan Kemhan dan TNI khususnya TNI AL ini akan menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi PT.PAL Indonesia. Kedepan PT. PAL Indonesia dengan segala sumber daya yang ada bertekat untuk lebih maju lagi serta akan lebih memperhatikan ketepatan waktu dan menjaga kualitas.
Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 Produksi PT.PAL IndonesiaKapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 dengan panjang 125 meter ini merupakan kapal kedua dari dua kapal yang dipesan oleh Kemhan & Daewoo kepada PAL Indonesia, dimana kapal pertama sudah diserahkan oleh PT. PAL Indonesia pada tahun lalu. Adapun total kapal LPD 125 m yang dipesan oleh Kemhan adalah 4 kapal, dimana 2 kapal di bangun di Korea dan 2 kapal dibangun di PT. PAL Indonesia.
Kapal LPD-4 KRI Banda Aceh-593 ini dirancang secara khusus untuk mampu dipasang senjata 100 mm dan dilengkapi dengan ruang CIC untuk sistem kendali senjata (Fire Control System) yang memungkinkan kapal mampu melaksanakan self defence dengan komunikasi kapal ke kapal combatan untuk melindungi pendaratan pasukan dan kendaraan taktis serta tempur untuk pengendalian pendaratan helikopter.
Kapal ini dibangun dengan kelas Loyd Register + 100A1 dan menggunakan konstruksi lambung ganda (double bottom). Untuk memudahkan manouver kapal ini dilengkapi dengan bow thruster yang berfungsi untuk memecah gelombang. Untuk mengoperasikan kapal ini mesin dapat di operasikan dari ruang control dan bisa langsung dari ruang mesin serta dilengkapi peralatan rumah sakit darurat dan bisa di fungsikan untuk pertolongan pertama.
Kapal LPD 125 meter ini didesain untuk memenuhi tugas operasi TNI-AL, diantaranya untuk Landing Craft Carrier (Landing Craft Unit 23 m, untuk pendaratan pasukan, operasi ampibi, tank carrier, combat vehicle 22 unit, dan tactical vehicle 13 unit, total embarkasi 507 personil termasuk troop carrier 354 troop, crew, guest, dan officer), operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana, serta dapat mengangkut 5 unit helicopter jenis MI-2 atau BELL 412, serta mampu berlayar selama 30 hari secara terus menerus.
Sumber:
DMC