Showing posts with label Indonesia Tech. Show all posts
Showing posts with label Indonesia Tech. Show all posts

Tuesday, May 17, 2011

Produk Indonesia yang dulu menjadi Andalan tapi kini Redup

Sempat menjadi kebanggaan publik tanah air sebagai teknologi karya anak bangsa yang menjadi bukti kemajuan teknologi Indonesia namun perlahan mulai redup karena kurangnya dukungan maupun kalah bersaing dengan produk luar negeri. Kurang konsisten dalam menerapkan mutu, tidak didukung  jaringan pemasaran yang kuat, dukungan pemerintah yang belum konsisten maupun karena kalah bersaing ditengah masyarakat yang sudah terlanjur jatuh hati dengan produk luar negeri menjadikan produk unggulan tersebut seakan angin lalu.

Berikut adalah beberapa karya anak bangsa tersebut :
1. Pesawat CN-235 : pesawat ini adalah hasil karya anak bangsa keluaran IPTN bandung yang bekerjasama dengan Cassa yang di Arsiteki oleh Prof. Dr. Ing B.J Habibie semasa menjadi menristek. Menjadi kebanggaan bangsa pada dunia karena masih jarang negara yang mampu memproduksi teknologi pesawat terbang. Namun sekarang krisis di tahun 1998 dan surutnya dukungan pemerintah membuat industri pesawat terbang mati suri.

2. Mobil Kancil : Didukung pemerintah kota DKI jakarta waktu itu karena di proyeksikan untuk menggantikan Bajaj (kendaraan roda tiga) di jakarta karena sudah tidak layak lagi beroperasi akibat polusi yang berlebih. Dikembangkan di Politeknik Manufactur Bandung dan pasokan mesin dari jepang (subaru) mobil ini layak setelah melewati uji coba oleh departemen perhubungan. Sempat beredar banyak di jakarta, namun produksi kendaraan ini berhenti produksi karena pemilik bajaj keberatan dengan harga yang mahal ditambah dengan jaringan pemasaran yang kurang baik.

3. Motor Kanzen : Solusi ketika publik tanah air merindukan harga motor yang murah ditengah gempuran motor produk dari china yang berkualitas rendah. Motor Kanzen ini di gagas oleh mantan menteri perindustrian Rini MS Suwandi, beberapa model motor ini meyabet penghargaan untuk design terbaik. Gempuran dan sudah loyalnya masyarakat indonesia terhadap produk jepang menjadikan produk ini masih seret di pasaran lokal.

4. Truck Perkasa : Dimulai di era kejayaan Texmaco di bawah pengusaha keturunan India, Marimutu Sinivisan. Truck perkasa diharapkan dapat menjadikannya sebagai kebanggaan nasional mengingat kebutuhan akan alat transportasi pengangkut yang begitu besar. Sempat diekspor ke beberapa negara, namun keruntuhan/ bangkrutnya group Texmaco seakan menjadikan truck ini punah juga dari peredaran.

5. Mobnas Timor : Mobil nasional begitu diagung-agungkan oleh pemerintah orde baru waktu itu. Dibawah bendera PT. Timor Putra Nasional pimpinan Tommy Soeharto mobil ini langsung mendapat kepercayaan publik dan instansi pemerintah karena didukung oleh presiden waktu itu yang juga merupakan ayah dari Tommy. Skandal yang terungkap bahwa mobil ini adalah produksi korea yang bahkan tidak laku disana dan runtuhnya kerajaan orde baru maka runtuhah juga kejayaan mobnas Timor.

Saturday, April 16, 2011

Indonesian Rifle SS1 Spesification

SS1-V1.jpg
One of the masterpiece Indonesian product, SS1 abbreviation of senapan serbu (assault rifle) product of PT.Pindad. This rifle is license by FNC, FN rifle company Belgium.  Fabricated on 1991, SS1 start to substitute M16, Steyr AUG and AK-7 for Indonesian Police and Army. Embargo from USA also encourage make Indonesia try to Independent in military weapon.  
  • SS1-V1 - Variants basis for SS1. Laras standard with folding stock.
  • SS1-V2 - short variant of SS1, barrel shortened.
  • SS1-V3 - a standard variant with fixed stock.
  • SS1-V4 - Similar to variant V1, coupled with a telescope.
  • SS1-V5 - Varian smallest of all variants with a barrel of 252 mm and weighs 3.37 kg and folding stock. Designed for technicians, operators artillery, tank crews, paukan rear lines, and special forces.
  • SS1-R5 Raider - Sub-V5 variant designed specifically for the latest special forces TNI Raider . R is short for Raider and R5 made ​​specifically for this battalion alone. SS1-R5 has a more sleek and lightweight design.
  • SS1 Series M - Created for the Marine corps . With a special painting process to withstand sea water and is not easily corroded. This variant is designed to still be used after entering the mud or sand. There are three variants: M1 with a long barrel and folding stock; M2 with the short barrel and folding stock, and M5 Commando .
  • Sabhara V1-V2 - Development of a variant is devoted to the police, namely the need to cripple the ability of not killing. This variant uses a bullet 7.62 x 45 mm PT Pindad.

Type Assault Rifle
Native country  Indonesia
Historical usage
Period of use 1991-present
Used by Indonesia
At war The conflict in Aceh , East Timor and Papua
Production history
Year 1991
Producer PT Pindad
Produced 1991
Variants See Variants
Specification
Weight 4.01 kg (empty)
Long 997 mm

Magazen 5.56 x 45 mm NATO , .223 Remington
Caliber 5.56 x 45 mm
Mechanism Gas-operated , rotating bolt
Average ² shots 700 grains / minute
Bullet velocity 710 m / s
Effective range 450 m
Ammunition Magazen Boxes 30-item
Sights Shooting iron , telescopic shots (depending on variant)

Sunday, April 10, 2011

"Congratulation to DU99 RWE of Indonesia who just won the Advanced Division of RoboWaiter!,"

The tittle of this posting is from the facebook of committee 18 th Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest in Unites States of America. Who is the campion ? Indonesian representative : Unikom Robotik team...
Unikom robotik team bring 10 robot to participate contest in united states. They are is label : DU99 RWS, DU99 RWS4, DU99 RWE, DU116 RP, DU114 v.11, DU114 v.11 RR4, DU112 SE, DU112SE1, DU112 MS dan KARAT. 
2 hour after the first announcement at committee facebook, suddenly they also announcement that Indonesia robot also winner in the other category "The Indonesian team also won first and second place in the Entry Level Division of RoboWaiter!,
RoboWaiter is the category in which these robots must be a servant to mankind. The story is the robot must move one object from one point to another. Arena matches arranged so that the robot is going through a few hoops. The fastest robot to move objects without incurring hurdle is the winner.
DU 99 is representative at 18 th Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest and the other will be participate at contest robogame 2011 also in united states.
Keep Spirit, all indonesian people will be support & proud with you....

Friday, April 1, 2011

Wow...Knalpot Asal Purbalingga Digunakan Panser Malaysia dan Lebanon

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Setelah mendapat kepercayaan dari sejumlah ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) mobil terkenal seperti Mercedes Benz, Suzuki, Daihatsu, dan Toyota, knalpot produksi perajin Purbalingga (Jateng) ternyata juga digunakan pada kendaraan tempur jenis panser dan tank.

''PT Pindad yang secara rutin memesan knalpot Purbalingga, tak hanya menggunakannya untuk panser bagi TNI-AD. Tapi juga untuk panser yang dibuat guna memenuhi pesanan dari Malaysia dan Lebanon,'' kata seorang perajin knalpot Purbalingga, Muhajirin, Jumat (1/4).

Dia menyebutkan, pesanan knalpot untuk kendaraan tempur TNI-AD, sebenarnya sudah dilakukan PT Pindad sejak tahun 2009/2010. Pada saat itu, jumlah permintaan memang tidak banyak, rata-rata 150 buah knalpot per tahun. Sedikitnya pesanan knalpot tersebut, karena pesanan pembuatan tank oleh TNI kepada PT Pindad juga masih sedikit.

Namun pada tahun 2011 ini, PT Pindad juga mendapat pesanan pembuatan panser dari Malaysia dan Lebanon. Berdasarkan informasi yang diperoleh Muhajirin dari PT Pindad, panser yang dipesan adalah kendaraan tempur Panser Anoa 6 kali 6. ''Untuk kebutuhan pembuatan panser tersebut, kami juga mendapat permintaan untuk memenuhi kebutuhan knalpotnya,'' katanya.

Saat ini, Muhajirin mengaku telah mengirimkan 11 unit knalpot untuk panser Anoa pesanan Lebanon, dan 32 unit knalpot untuk Panser pesanan dari Malaysia.  Knalpot yang dipesan, ermasuk bagian mufler (kendang knalpot) dan exhause (pipa pengeluaran)-nya.

Menurutnya, Panser Anoa 6 X 6 adalah sejenis kendaraan tempur pengangkut personil atau APC (Armoured personal carrier) dengan sistem penggerak 6 roda simetris.

Sebelumnya, Muhajirin mengaku telah secara rutin memasok mufler knalpot untuk jenis kendaraan panser mortir, panser recovery, dan panser Anoa-2. Semua pasokan atas permintaan PT Pindad.

''Hingga saat ini, kami telah mengirimkan 300 unit knalpot untuk kendaraan tank dan panser yang digarap PT Pindad. Dalam waktu dekat, kami juga tengah diminta memasok lagi knalpot untuk tank-tank model baru yang akan dibuat untuk memperkuat kendaraan TNI,'' katanya.

Dipilihnya knalpot produksi perajin Purbalingga, antara lain karena karena kualitasnya cukup baik dan mampu meredam suara.

Arwana Masuk 15 Produsen Keramik Dunia

Produsen keramik yang berfokus pada pangsa pasar kelas menengah ke bawah, PT Arwana Citramulia Tbk (Arwana) menambah pabrik baru yang diberi nama Plant IIC Extension di Desa Kibin, Cikande, Serang, Banten. Tambahan pabrik ini menempatkan Arwana sebagai produsen keramik ke-15 terbesar dunia saat ini.
SERANG, KOMPAS.com - Produsen keramik yang berfokus pada pangsa pasar kelas menengah ke bawah, PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) menambah pabrik baru yang diberi nama Plant IIC Extension di Desa Kibin, Cikande, Serang, Banten. Tambahan pabrik ini menempatkan Arwana sebagai produsen keramik ke-15 terbesar dunia saat ini.
Demikian siaran pers yang dipublikasikan manajemen PT Arwana Citramulia Tbk di lokasi pabrik, Cikande, Serang, Banten, Jumat (1/4/2011). Operasional pabrik tambahan ini diresmikan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Hadir dalam kesempatan itu Wakil Gubernur Banten Mohammad Masduki.
Arwana merupakan pabrik keramik nasional yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 2001. Perusahaan ini memiliki tiga pabrik, yakni Plant I di Tangerang, Plant II di Cikande-Serang, dan Plant III di Gresik, Jawa Timur. Ketiganya dilaporkan mencapai tingkat utilitas 100 persen.
Kombinasi produksi dari ketiga pabrik, termasuk dengan adanya tambahan dari Plant IIC, menyebabkan Arwana mampu memproduksi keramik sebanyak 40,87 juta meter persegi per tahun. Seluruhnya dipasarkan dengan merk Arwana Ceramic Tiles.
Beberapa motif yang telah diproduksi adalah Embossed, Marmer, Plain, Granity, Strata, Rustic, Fancy Wood, dan Fancy Dekorasi. Pemasaran difokuskan untuk pasar dalam negeri.

Monday, March 28, 2011

PT DI Gandeng EADS-CASA Produksi Pesawat C295

C295 versi ASW milik Portugal. (Foto: Airbus Military)

23 Februari 2011, Jakarta -- (ANTARA News): PT Dirgantara Indonesia (Persero) bekerjasama dengan pabrikan pesawat asal Eropa, European Aeronautic Defense and Space (EADS)-CASA akan membuat pesawat militer jenis C295.

"Tahap awal kita akan menawarkan pembuatan pesawat jenis C295 ini untuk keperluan TNI yang akan mengganti pesawat jenis Fokker 27. Pesawat C295 merupakan jenis derivatif dari C235," kata Direktur Utama PT DI, Budi Santoso di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.

Menurut Budi, kapasitas produksi PT DI untuk pembuatan pesawat jenis C295 bisa mencapai 12 unit per tahun.

Menurut Budi, PT DI sejak tahun 1974 ketika masih bernama Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) sudah melakukan kerjasama dengan CASA, pabrikan pesawat asal Spanyol untuk membuat komponen, sebaliknya CASA membantu PTDI dari sisi permesinan.

Namun, ia mengakui kerjasama tersebut sempat terhenti pada beberapa periode.

"Belakangan kembali dilakukan kerjasama yang ditandai dengan pengalihan pabrik pesawat CASA dari Spanyol ke Bandung," ujarnya.

EADS tertarik merealisasikan kerjasama dengan PT DI karena ongkos produksi di Eropa lebih mahal ketimbang di Indonesia.

Ia menambahkan mulai tahun 2011 pihaknya akan memproduksi pesawat jenis C212 untuk memenuhi pesanan dari Thailand, Vietnam dan Korea Selatan.

Meski begitu Budi tidak merinci berapa besar biaya investasi pengadaan pesawat jenis C295 maupun jenis C212.

"Kami masih menunggu hasil penawaran pesanan dari TNI. Sedangkan modalnya akan dipenuhi oleh EADS," ujarnya.

Kerjasama yang didasarkan pada prinsip profit sharing tersebut, namun PT DI akan menyanggupi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 40 persen.

Sumber: ANTARA News

Batam Produksi Kapal Perang Indonesia

Maket KCR-40 produksi PT. Palindo Marine Industri dipamerkan di Indo Defence 2010. (Foto: Berita HanKam)

27 Februari 2010, Batam -- (ANTARA Jatim): Perusahaan galangan kapal PT Palindo Marine Industri di Batam memproduksi kapal perang Indonesia yang akan digunakan TNI AL dalam mengamankan perairan laut Indonesia.

"Indonesia patut berbangga karena memiliki putra putri yang mampu membuat kapal perang," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat meninjau pembuatan kapal perang, Minggu.

Menteri mengatakan pembuatan kapal perang yang diberi nama KRI Celurit-641 itu merupakan terobosan baru yang membanggakan dari industri galangan kapal di Batam.

KRI Celurit-641 buatan lulusan Institut Teknologi Surabaya itu dilengkapi dengan sistem persenjataan modern berupa Sensor Weapon Control (Sewaco), Meriam caliber 30 MM 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) serta peluru kendali.

Diperkirakan kapal itu mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot dan menembakkan rudal C-705 hingga ratusan meter jauhnya.

Rudal anti-kapal C705 mampu menjangkau sasaran sejauh 140 km dengan membawa hulu ledak seberat 130 kg. Indonesia diberitakan akan memproduksi rudal anti-kapal buatan Cina di dalam negeri, guna mempersenjatai kapal cepat rudal produksi dalam negeri. (Foto: 2jjj.com)

Kapal dengan teknologi tinggi itu memiliki spesifikasi panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeller 5 daun.

Menurut Menhan, kontsruksi KRI Celurit cocok mengarungi wilayah NKRI yang dikelilingi pulau-pulau kecil.

Desain dan teknologi yang dimiliki kapal diharapkan mampu membantu tugas TNI AL mengamankan NKRI dari segala ancaman di laut.

Di tempat yang sama, Panglima Komando Armada Kawasan Barat (Pangkoarmabar) Laksamana Muda TNI Marsetio mengatakan KRI Celurit-461 akan memberikan dampak psikologis positif bagi jajaran TNI AL karena Indonesia mampu membuat kapal perang canggih dan cepat.

"Kapal ini memiliki teknologi yang tidak kalah bagusnya dari kapal-kapal buatan negara lain. Indonesia patut berbangga karena mampu memproduksi kapal perang sendiri," kata dia.

Sumber: ANTARA Jatim

KRI Clurit-641 Buatan PT. Palindo Marine Industries Perkuat Koarmabar

Menhan Purnomo Yusgiantoro tinjau ruang kemudi KRI Clurit. (Foto: Dispenarmabar)

28 Februari 2011, Tanjunguncang -- (Berita HanKam): Satu lagi Kapal Perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) memperkuat jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar). Kapal yang diberi nama Kapal Republik Indonesia (KRI) Clurit-641 merupakan buatan PT.Palindo Marine Industries Tanjunguncang.

Produksi Kapal Cepat Rudal (KCR) hasil karya putra-putri Indonesia di Batam mendapat sambutan luar biasa dari kementerian pertahanan nasional (Menhan). Menhan Purnomo Yusgiantoro berjanji akan terus membangun kapal-kapal perang seperti KRI Clurit yang 100 persen pembuatannya di lakukan di PT Palindo Marine Industries, Tanjunguncang.

Menhan menyatakan suksesnya pembuatan kapal perang dengan kecepatan 30 knot serta dilengkapi dengan sistem persenjataan modern berupa Sensor Weapon Control (Sewaco) modern, Meriam kaliber 30 mm 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS) serta peluru kendali itu adalah bukti kalau sistem pertahanan nasional bisa membangun seperti KCR tersebut.

Purnomo mengatakan kapal dengan panjang 44 meter berbahan aluminium itu sangat cocok untuk kegiatan patroli maupun penyerangan jika diperlukan di perairan kawasan Indonesia bagian barat (armabar).

Pasalnya kata mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di kabinet Gotong Royong itu, laut di wilayah barat Indonesia termasuk laut yang tidak terlalu dalam dan sangat cocok untuk dilintasi kapal perang berukuran sedang yang tengah dibangun di dalam negeri.

“Laut-laut di kawasan barat memang cocok untuk kapal-kapal seperti KRI Clurit. Asalkan bisa untuk patroli dan bisa juga untuk melakukan suatu penyerangan,” ujar Purnomo Yusgiantoro disela-sela kunjungannya bersama Panglima Armabar Laksamana Muda Hari Bowo di PT Palindo Marine Industries, Tanjunguncang kemarin (27/2).

Dikatakannya, pemerintah akan terus membangun kapal-kapal perang dengan ukuran seperti KRI Clurit buatan Batam tersebut secara mandiri tanpa harus membelinya dari negara lain.

Ia mengaku sangat kagum dengan hasil karya putra putri terbaik bangsa ini yang telah menunjukan dedikasi, loyalitas dan nasionalismenya untuk merancang dan membangun kapal perang yang bisa mengangkut dan menembakan rudal sejauh 120 kilometer itu.

TNI AL telah memesan 22 kapal jenis KRI Clurit hingga 2014. (Foto: Berita HanKam)

Kapal perang yang akan dilengkapi 1 unit meriam 6 barel kaliber 30 mm, meriam anjungan 2 unit kaliber 20 mm dan peluru kendali 2 set Rudal C-705 itu kata Panglima Armabar Laksamana Muda Hari Bowo akan dilakukan uji penerimaan laut (sea acceptance test) dan uji penerimaan pelabuhan (harbour acceptance test) pada tanggal 25 Maret nanti.

Kapal Cepat Rudal ini kata Komandan Lanal Batam Kolonel laut (P) Iwan Isnurwanto, terbuat dari baja khusus High Tensils Steel pada bagian hulunya (lambung). Sementara untuk bagian atasnya, kapal ini menggunakan aluminium Alloy yang memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi jika berlayar.

KCR yang berbahan baja-alumunium ini merupakan karya putra-putri terbaik Indonesia mulai dari desain dan pengerjaanya. Kapal dibangun di Batam sekitar satu tahun sejak tahun 2010 dan sukses diluncurkan di perusahaan pembuatnya yakni PT Palindo Marine Industries, Tanjunguncang, awal Februari lalu.

Kapal perang dengan kecepatan maksimum 30 knot, memiliki panjang 44 meter dan lebar 8 meter, serta tinggi kapal 3,4 meter. Draft kapal ini 1,75, dengan displacement 238 ton, yang mampu mengangkut bahan bakar 50 ton dan air tawar 15 ton.

Sumber: Dispenarmabar/Batam Pos

Pemerintah Usulkan Nama FAF untuk Jet Tempur Kolaborasi RI-Korsel


15 Maret 2011, TEMPO Interaktif, Jakarta - Setelah kerjasama pembuatan pesawat jet tempur KFX antara RI dan Korea Selatan dimulai, Pemerintah Indonesia akan mengajukan usulan perubahan nama pesawat jet tempur hasil kolaborasi dua negara itu.

"Soal nama masih akan dibahas, kita inginkan ada nama Indonesia di dalamnya," kata Direktur Teknik Industri Pertahanan, Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Agus Suyarso kepada Tempo, kemarin, Senin 14 Maret 2011.

Awalnya, pihak Indonesia mengajukan nama pesawat tempur KFX (Korea Fighter Xperiment) itu diubah menjadi KIFX atau Korea-Indonesia Fighter Xperiment. Namun pihak Korea Selatan kurang setuju. "Akhirnya kita sepakat nama akan diubah, dan Indonesia mengusulkan pesawat tempur FFA atau Future Fighter Aircraft."

Penggabungan nama dua pihak yang berkolaborasi ini, menurut Agus, pernah diterapkan saat Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Spanyol membuat pesawat angkut jenis CN 235 di era Presiden Soeharto.

Nama kode 'CN' dibelakang seri pesawat itu adalah inisial dua perusahaan yang berkolaborasi, yakni Casa, perusahaan pesawat terbang Spanyol dan Nurtanio atau Industri Pesawat terbang Nusantara (IPTN) yang kini menjadi PT Dirgantara Indonesia. "Saat itu Casa menyumbang 50 persen dan Nurtanio 50 persennya," kata Agus, yang juga menjabat Kepala Sekretariat Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) ini. .

Kerjasama pembuatan pesawat tempur dengan Korsel kali ini juga akan melibatkan industri pesawat terbang masing-masing negara. Pemerintah Indonesia kembali akan melibatkan PT Dirgantara Indonesia.

RI-Korsel Tandatangani Perjanjian Kerjasama Jet Tempur KFX

Setelah dijajaki sejak tahun lalu, Pemerintah akhirnya menandatangani perjanjian proyek kerjasama atau Project Agreement dengan Pemerintah Korea Selatan untuk membuat pesawat tempur KFX. Proyek bersama pembuatan jet tempur KFX atau Korea Fighter Xperiment ini akan berlangsung selama 10 tahun.

Penandatanganan perjanjian proyek telah dilakukan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (11/3) pekan lalu. Setelah Project Agreement, pada pertengahan April mendatang Pemerintah RI dan Korsel kemudian akan menandatangani kontrak kerjasama atau Contract Agreement.

"Kalau sudah contract agreement April nanti, baru kita (RI dan Korsel) mulai berbagi rancang bangun, share pembuatan prototipenya," kata Direktur Teknik Industri Pertahanan, Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Agus Suyarso kepada Tempo, kemarin, Senin 14 Maret 2011.

Pembagian rancang bangun prototipe pesawat tempur ini adalah, 20 persen bagian Indonesia dan 80 persennya menjadi bagian Korea. Agus berharap Indonesia akan mendapat bagian membuat air frame atau struktur kerangka pesawat. "Minimal kita dapat 20 persen, syukur-syukur dapat 40 persen untuk air frame-nya nggak masalah," kata Agus, yang juga menjabat Kepala Sekretariat Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) ini.

Agus menambahkan, proyek jangka panjang ini terdiri dari beberapa fase. Setelah penandatanganan kontrak kerjasama pada April mendatang, dua negara akan memasuki fase Technical Development atau pengembangan teknis dalam kurun waktu setahun (2011-2012). Setelah itu, pada awal 2013 kerjasama akan masuk dalam fase Engineering Development. "Pengembangan teknologi ini akan berlangsung selama 8 tahun sampai tahun 2020," katanya.

Pasca 2020, dua negara baru akan melakukan persiapan produksi pesawat jet tempur tersebut. "Baru kemudian masing-masing negara mau beli berapa unit. Misalnya Indonesia 50 unit, Korsel berapa unit."

Meski tahap produksi masih jauh alias 10 tahun lagi, kedua negara sudah berbagi modal kerjasama. Anggaran awal yang dibutuhkan dalam kerjasama pengembangan pesawat jet tempur ini adalah US$ 50 juta untuk 2 tahun ke depan. "Saat ini sudah share 20 persen Indonesia atau US$ 10 juta dan 80 persen Korea atau US$ 40 juta," kata Agus. "Ini diluar (anggaran) untuk infrastruktur yang akan dibangun."

Sumber: TEMPO Interaktif