JAKARTA, KOMPAS.com - Sudahkah Anda mampir ke situs www.indonesia.travel? Situs milik Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tersebut menampilkan informasi wisata dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. "Menurut saya website indonesia.travel sudah lumayan komplit. Keterangan destinasinya banyak. Bahkan keinteraktifannya juga ada," kata Kasubdit Promosi Elektronik Kemenbudpar, Ratna Suranti, saat ditemui di pameran Deep & Extreme 2011 di JCC Jakarta, Jumat (31/3/2011).
Dalam pameran tersebut, pihaknya ingin lebih memperkenalkan lagi situs Indonesia Travel. Tak hanya situs, Indonesia Travel juga memiliki account Facebook dan Twitter. "Ada kuisnya kalau di Twitter," kata Ratna.
Ia menuturkan tingkat kunjungan ke situs naik 180 persen di tahun 2010 dibanding 2009. Sebanyak 70 persen adalah pengunjung dari Indonesia. Sementara pengunjung dari luar Indonesia baru 30 persen.
"Kita ingin supaya link back dengan situs KBRI di seluruh dunia dan galang masyarakat Indonesia di luar negeri," tuturnya.
Cara ini untuk memperbanyak kunjungan dari luar Indonesia. Selain itu, pihaknya juga mempromosikan Indonesia Travel setiap mengikuti pameran wisata di luar negeri.
Ke depan, situs tersebut akan lebih memberikan lagi kebutuhan orang untuk berwisata. Salah satunya dengan menampilkan informasi paket wisata. "Paket wisata itu orang selalu mau tahu itu dan kita belum punya banyak. Nanti ditampilkan dalam range harga," ungkapnya.
Paket wisata akan ditampilkan dari paket termurah sampai termahal. Karena, menurut Ratna, orang cenderung mencari dari pertimbangan harga. Selain itu, pihaknya akan menambah unsur interaksi. Saat ini pengunjung bisa menampilkan foto sendiri di Indonesia Travel. Ke depan, akan ada halaman untuk pengunjung menceritakan pengalaman saat berwisata.
Sementara itu stan yang menampilkan nuansa Komodo menurut Ratna awalnya untuk Vote Komodo. "Tadinya diperuntukan untuk vote komodo. Jadi kita ajak teman yang jualan komodo," ujarnya.
Pihaknya mengajak dive center dan dive operator dalam pameran tersebut. Uniknya, bagi kedua industri wisata tersebut, pameran tersebut adalah kali pertama mereka ikut pameran wisata.
"Mereka ini dari ekonomi lemah. Mereka belum pernah ke travel mart, padahal kalau mau jualan destinasi harusnya ke travel mart," katanya. Walau pemain baru di pameran, pada hari pertama saja mereka berhasil mendapatkan transaksi yang cukup signifikan.