Showing posts with label Migas News. Show all posts
Showing posts with label Migas News. Show all posts

Sunday, July 17, 2011

Proyek migas menyatukan pekerja dari berbagai Negara


Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil migas di dunia yang tergabung dalam OPEC. Tambang migas merupakan salah satu sektor andalan Indonesia untuk men-supply kebutuhan akan bahan bakar dan energi. Lapangan migas Indonesia tersebar merata hampir di seluruh propinsi Indonesia. Produksi minyak Indonesia saat ini berkisar di angka 900juta barel per hari. Lapangan migas tersebut antara lain di pulau Jawa (Cilacap, cepu, bojonegoro, tuban, selat madura dan di laut jawa), Kalimantan (blok TUNU, bontang, badak dan selat Sulawesi), Sumatra (Jambi), Irian (tangguh) dan beberapa lapangan lainnya.

Eksplorasi di Indonesia sudah dimulai sejak jaman penjajahan Belanda, ketika itu proses eksplorasi masih menggunakan pompa angguk. Saat ini ekslporasi sumur minyak dan gas sudah menggunakan teknologi tinggi. Perusahaan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia masih didominasi oleh perusahaan asing yang memang sudah menguasai teknologi eksplorasi sejak lama. Teknologi tersebut sebagian juga sudah mulai dikuasai oleh anak bangsa yang perlahan-lahan karena keikutsertaan dalam mengelola perusahaan migas dari eropa maupun amerika.

Untuk melakukan eksplorasi sumber minyak dan gas tersebut memerlukan biaya yang sangat tidak sedikit dan ilmu pengetahuan yang kompleks. Eksplorasi migas dimulai dari survey geologi untuk mengetahui kandungan minyak maupun gas yang ada. Setelah kandungan minyak diketahui dan nilai ekonomisnya menguntungkan maka diadakan proses pembangunan kilang minyak yang saat ini sudah mampu dikerjakan oleh perusahaan dalam negeri. Perusahaan tersebut dikenal dengan sebagai kontraktor migas, saat ini kontraktor perusahaan pembangunan kilang minyak dan gas berpusat di beberapa daerah, antara lain adalah di Batam, Cilegon (Banten), Kalimantan dan Bekasi. Beberapa kontraktor migas tersebut memang masih berasal dari luar negeri namun perusahaan kontraktor migas dari Indonesia juga sudah mulai menguasai teknologi pembangunan kilang minyak dan gas, bahkan beberapa perusahaan lokal sudah mampu memenangi tender pembangunan kilang minyak di beberapa Negara.   

Tahun 90-an pekerja migas asing sangat mendominasi dunia migas di Indonesia. Semakin berkembangnya pengetahuan orang Indonesia akan dunia migas membuat komposisi pekerja asing mulai berkurang. Dalam sebuah pembangunan kilang migas mempunyai beberapa phase, yaitu phase design/ engineering, phase konstruksi, phase instalasi dan phase produksi. Setiap proses tersebut memerlukan banyak pekerja yang berlatar belakang multi disiplin. Globalnya pekerjaan di dunia migas membuat para pekerja dari beberapa Negara berkumpul bahu-membahu untuk menyelesaikan proses pembangunan kilang migas.

Pekerja migas asing di Indonesia berasal dari beberapa Negara seperti dari Eropa, Amerika, Jepang, Malaysia, Vietnam, India dan Singapura. Pekerja dari Negara tersebut umumnya mempunyai spesialis di bidang masing-masing yang saling melengkapi. Tak terkecuali juga untuk pekerja Indonesia yang mempunyai spesialis tertentu, maka tak heran jika perkerja migas dari Indonesia juga melanglang buana ke penjuru dunia seperti di beberapa Negara asia tenggara, timur tengah, libia bahkan ke Nigeria untuk memburu dolar. Selain membutuhkan tenaga ahli yang berasal dari beberapa Negara, proyek migas merupakan pekerjaan yang syarat dengan resiko karena berhubungan langsung dengan sumber energi yang berbahaya. Sudah banyak contoh kasus tentang kecelakaan di dunia migas baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri sehingga kompleknya proyek migas memang perlu hadirnya tenaga ahli yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

Sunday, March 27, 2011

10 Lapangan Minyak Paling Menarik di Masa Depan !

Minyak bumi sebagai bahan bakar masa kini.

disc-prod-2006.jpgPemanfaatan minyak bumi meningkat tajam sejak tahun 1950-an (pasca PD II) karena juga didukung oleh penemuan mesin bakar yang akhirnya locking (terkunci) antara mesin motor bakar dengan bahan bakarnya. Penguncian mesin dengan bahan bakar inilah yang menyebabkan kebutuhan batubara merosot tajam dalam penggunaannya dan tergantikan oleh minyak bumi. Jadi merosotnya penggunaan batubara ini bukan akibat batubara yang berkurang cadangan maupun produksinya.
Kitapun tahu saat ini cadangan migas juga sudah merosot, bahkan penemuan lapangan barupun juga semakin sulit. Dengan demikian hanya lapangan-lapangan besar saja yang mungkin akan tetap bertahan untuk berproduksi, kesepuluh lapangan migas terbesar yang perlu diketahui adalah :     
Panjang lapangan minyak ini sejauh Yogya - Surabaya

1. Ghawar. Arab Saudi. 30 Milyar Barrel.

Inilah dia ! Rajanya lapangan minyak masa kini dan nantinya. Ghawar diperkirakan memiliki cadangan yang dapat diambil lebih dari 100 milyar barel minyak . Lapangan ini berukuran 160 mil panjang dan lebar 16 mil itu sering mengejutkan bahkan termasuk ahli geologi yang paling berpengalaman. Dengantotal minyak 60 miliar yang dihasilkan selama 60 tahun, Anda akan berpikir bahwa Ghawar sudah masuk pada fase senja. Namun Ghawar Saudi bersikeras bahwa masih akan kuat, memproduksi 4,5 juta barel per hari dari enam daerah penghasil utama dengan kemampuan untuk tetap berproduksi 5 juta barel per hari jika diperlukan.
Sebagai gambaran pembanding
  • Produksi Indonesia secara keseluruhan tahun 2009 ini sekitar 950 000 barel perhari
  • Cadangan sisa seluruh lapangan minyak di Indonesia tahun 2009 sekitar 5 Milyar barel.

2. Qurna Barat. Irak. 21 Milyar Barrel.

Bulan Januari 2010, perusahaan patungan antara ExxonMobil dan Royal Shell Belanda mendapatkan kontrak untuk mengembangkan 9 milyar barel dari ladang minyak Qurna Barat. Mereka akan meningkatkan produksi minyak dari 300.000 barel per hari menjadi 2,3 juta barel per hari.
Cukup menarik ternyata kedua perusahaan minyak terbesar dari negara-negara yang menginvasi Irak pada tahun 2003. Dan saat ini mereka telah mendapatkan kesepakatan untuk mengembangkannya. Kontrak kerja ini bagi pemerintah Irak untuk mempertahankan kepemilikan lapangan minyak ini.

3. Majnoon. Irak. 13 Milyar Barrel.

Jumlah cadangan sebesar 13 Milyar barrel ini berada di daerah yang relatif kecil di dekat Sungai Efrat di Irak selatan.  Karena berlimpahan begitu banyak sehingga membingungkan itu bernama Majnoon, bahasa Arab untuk “gila”.
Minyak yang secara engineering tergolong “mudah” diproduksikan ini belum dikembangkan sebagian karena lokasinya sangat dekat dengan perbatasan Iran. Tahun 1980-an, selama perang Iran-Irak, dilaporkan pemerintah (manajement) mengubur sumur, mereka khawatir bahwa mereka mungkin menjadi sasaran oleh pasukan Iran. Lapangan ini saat ini hanya berproduksi 50.000 barel per hari sekarang tapi memiliki potensi untuk melakukan 1,8 juta barel per hari.

4. Rumaila. Irak. 17 Milyar Barrel.

Rumaila merupakan lapangan yang berada di perbatasan Irak-Kuwait yang memicu perang !
Pada bulan November, raksasa Inggris BP dan China National Petroleum memenangkan kontrak minyak pertama pasca-era Saddam untuk mengembangkan kembali lapangan Rumaila. Lapangan minyak ini terletak  di perbatasan dengan Kuwait,  dan sudah berproduksi sampai 1 juta barel per hari, angka ini merupakan setengah dari total produksi Irak.
Mitra BP dan CNPC ini berniat untuk menghabiskan $ 15 miliar untuk meningkatkan hingga 2.85 juta barel per hari. Produkci ini akan cukup untuk menempatkan Rumaila di tempat kedua di dunia setelah Arab Saudi’s Ghawar.

5. Khuzestan. Iran. 100 Milyar Barrel?

Khuzestan bukan hanya hanya nama lapangan minyak tetapi juga merupakan propinsi di mana 90% dari minyak Iran dihasilkan. Lapangan ini berbatasan dengan Irak dan merupakan rumah bagi bagian Ahwaz, yang diperkirakan akan memproduksi 300.000 barel per hari, dan bagian dari Yadavaran, yang sedang dikembangkan oleh China’s Sinopec di bawah kontrak senilai $ 70 miliar. Kesepakatan pengembangan ini yang dibuat pada tahun 2004.
Angka 100 Milyar Barrel ini tentunya merupakan angka psikologis. Bayangkan saja cadangan minyak Indonesia tahun 2010 ini saja hanya tersisa sekitar 5 Milyar Barrel yang terambil, walaupun masih ada 55 Milyar lainnya yang harus dengan teknologi lain !

6. Kashagan. Kazakhstan. 9 Milyar Barrel.

Ditemukan di Laut Kaspia pada tahun 2000, Kashagan memiliki cadangan terambil lebih dari 9 miliar bbl dari total minyak di tempat dari beberapa 38 miliar bbl. Kedalaman cadangan minyak ini berada pada dibawah 15,000 kaki (5 kilometer), minyak ini sangat korosif (19% hidrogen sulfida), dan untuk memproduksikannya juga  mahal ($ 100 miliar plus). Produksi minyaknya diperkirakan akan mencapai 1,5 juta bpd pada akhir dekade ini (2020).

7. Khurais. Arab Saudi. 27 Milyar Barrel.

Saudi Aramco tahun lalu meletakkan dana khusus lebih dari $ 10 milyar untuk pengembangan Khurais. Ini termasuk pipa untuk membawa 2 juta barel per hari untuk injeksi air laut di bawah lapangan. Injeksi air ini, suatu teknik yang disempurnakan oleh Saudi di Ghawar, teknik ini merupakan kunci untuk Khurais dalam menghasilkan 1,2 milyar barel per hari. Lapangan ini sebagian telah dikembangkan pada tahun 1980 dengan produksi puncak pada tingkat 140.000 barel per hari. Batuan reservoir serta jebakannya sangat besar, tetapi sangat kompleksi sehingga minyak ini tidak “mudah” terambil  … sehingga nyaris seperti ladang Irak yang belum tersentuh.

8. Tupi. Brasil. 8 Milyar Barrel.

Ditemukan dari Rio de Janiero pada 2006, lapangan Tupi merupakan temuan revolusioner untuk Brasil, yang pertama dari struktur raksasa termasuk Jupiter dan Carioca yang telah membentuk daerah sebagai salah satu cekungan minyak dan gas kelas dunia.
Ladang migas ini, secara umum, berada di bawah lebih dari satu mil air, tiga kilometer dibawah laut menembus pasir dan batu, kemudian satu mil lagi harus menembus kubah garam (salt dome).
Karena lapisan garam ini mengacak sinyal seismik, maka penentuan di mana sumur bor akan ditajak sangat sulit. Selain itu juga mahal, di sekitar $ 100 juta per sumur.

9. Carabobo. Venezuela. 15 Milyar Barrel.

Penawaran pada tujuh blok di bagian Carabobo Venezuela’s Orinoco berlangsung akhir Januari 2010. Blok yang ditawarkan ini mengandung sekitar 15 miliar barrel minyak berat, tar-seperti minyak. Serupa dengan pasir minyak Kanada, tidak ada resiko eksplorasi – semua orang tahu minyak ada. Permasalahan teknologi yang dihadapi hanya soal bagaimana mendapatkan minyak itu. Meskipun demam nasionalisasi ladang minyak, bank dan toko ritel, Presiden Venezuela Hugo Chavez tahu bahwa mereka membutuhkan modal asing dan keahlian untuk membuka minyak berat.

10. North Slope, Alaska. 40 miliar barrel?

Pada tahun 2025, tanpa perkembangan baru, produksi minyak North Slope (Lereng Utara)  akan turun ke titik dimana tidak akan ada cukup minyak untuk menjaga Trans-Alaska Pipeline System berjalan. Pada tahun 2008 Departemen Energi Amerika Serikat melakukan studi dan menemukan bahwa Lereng Utara, termasuk Cadangan Minyak Nasional bagian dari Alaska National Wildlife Refuge dan lepas pantai Laut Beaufort dan Chukchi. Diperkirakan lapangan ini bisa menghasilkan hampir 40 miliar barel minyak dan lebih dari 125 triliun kaki kubik gas.
BP, ExxonMobil dan yang lain sudah gatal untuk membangun $ 30 miliar pipa untuk membawa gas ke Bawah 48. Namun tanpa dukungan politik, impian itu tidak akan terjadi.

Sumber : http://www.forbes.com (January 2010)

Saturday, March 26, 2011

Drop Hammer for Piling

Drop Hammer 3.ton capacity

Drop Hammer 5.ton capacity

Indonesia masih andalkan produksi minyak dari 5 KKKS

Indonesia masih mengandalkan lima kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) sebagai penghasil minyak mentah terbanyak.   Kelima KKS itu adalah Chevron,  Pertamina EP,  Total,  Conocophilips dan CNOOC.   "Status  produksi minyak sebesar 917 ribu barel per hari," ujar Kepala Divisi Humas,  Sekuriti,  dan Formalitas Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas),  Gde Pradnyana.    

Meski kelima KKKS itu menjadi penghasil minyak terbesar di Indonesia,  namun beberapa KKKS itu belum bisa mencapai target produksi yang ditetapkan.   Untuk Chevron,  misalnya produksinya seharusnya 370.000 barel per hari (bph).   Namun,  pada kenyataannya produksi Chevron saat ini hanya sekitar 359.000 bph.    

Kemudian Total,  produksinya mencapai 89.000 bph,  padahal targetnya mencapai 94.000 bph.   Sementara untuk Conocophilips,  seharusnya produksinya 61.000 bph,  namun berdasarkan status 6 Maret 2011,  produksi Conocophilips hanya mencapai 51.000 bph.      

"CNOOC produksinya 37.000 bph padahal seharusnya 40.000 bph.   Pertamina produksinya 122.000 bph," kata Gde.     

Merujuk kepada data BP Migas,  ada sekitar 15 KKKS yang produksinya lebih dari target 2011.   Lima KKKS di antaranya adalah Mobil Cepu Ltd,  Medco E&P Indonesia,  ExxonMobil Oil Indonesia Inc,  Chevron Indonesia dan Star Energy (Kakap) Ltd.   Sementara 31 KKKS lainnya belum dapat mencapai target produksi.     

Kendala-kendala pencapaian produksi minyak bumi tahun 2011,  antara lain belum terealisasinya perpanjangan kontrak Lapangan Madura,  sebagian besar lapangan yang berproduksi merupakan lapangan tua dengan laju penurunan sekitar 12% jika tidak dilakukan sesuatu dan 70% fasilitas produksi merupakan fasilitas yang sudah tua sehingga frekuensi unplanned shutdown lebih sering terjadi.     

Sementara itu,  PT Pertamina EP baru saja berhasil melakukan pengeboran empat sumur baru di Jawa.   Empat sumur tersebut berhasil mencapai produksi sebesar 2.686 bph.  Jumlah ini di atas target yang ditetapkan oleh BP Migas.   

"Target keseluruhan yang ditetapkan BP Migas untuk keempat sumur tersebut sebesar 650 barel per hari.   Dari hasil pengujian pada keempat sumur tersebut menunjukkan produksi minyak hingga 2686 barel per hari,  di mana ternyata memiliki selisih 2036 barel per hari lebih besar dari target," ujar PJ Direktur Operasi Pertamina,  Tony Harisman.    

Tony menjelaskan,  keempat sumur eksploitasi tersebut masing-masingnya adalah sumur SMG P11 di Semanggi (Jawa Tengah),  sumur CLU 09 di Cimalaya Utara,  Karawang,  sumur RDG 50 di Majalengka,  dan sumur CMB 22 Cemara Barat di Indramayu.   Saat ini,  Pertamina EP Region Jawa masih melakukan proses penyelesaian pengeboran eksploitasi pada sumur SMG P9 dan P10 di Jawa Tengah dan sumur AJW-PO2 di Arjawinangun Cirebon.    

Pembangunan pipa Kalija I dipercepat

Pemerintah mendesak percepatan pembangunan ruas pipa transmisi gas Kalimantan-Jawa (Kalija),  setelah PT PLN (Persero) mengeluhkan lambatnya pembangunan pipa tersebut.    

Pembangunan ruas pipa transmisi gas Kalija yang menghubungkan Bontang (Kalimantan Timur)-Semarang (Jawa Tengah) tersebut dikerjakan PT Bakrie and Brothers Tbk,  setelah perusahaan itu berhasil memenangi lelang hak khusus pembangunan dengan mengalahkan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dan PT Barata Indonesia.    

Kardaya Warnika,  staf ahli menteri ESDM bidang komunikasi dan informasi,  mengatakan,  pemerintah memutuskan target penyelesaian ruas pipa Kalija tahap I atau pipa Lapangan Kepondang-Tambaklorok mesti tuntas pada 2013,  dari sebelumnya kuartal-IV 2014.    

"Kesepakatan itu dibuat setelah Kementerian ESDM menggelar rapat dengan PLN,  Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas),  Petronas Carigali Muriah Ltd,   Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (BP Migas),  dan Bakrie and Brothers," kata Kardaya.    

Kepala BPH Migas Tubagus Haryono menambahkan,  percepatan penyelesaian ruas pipa itu karena ada desakan dari Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh.   "Ada ketegasan dari menteri bahwa pembangunan infrastruktur harus dipercepat," ujar dia.   

Tubagus menjelaskan,  dalam rapat tersebut,  pihak PLN,  Bakrie serta Petronas diminta untuk segera menyelesaikan rencana pengembangan lapangan (plan of development/POD),  perjanjian jual beli gas (PJBG),  dan perjanjian pengangkutan gas (gas transportation agreement/GTA) selambat-lambatnya pertengahan April nanti.     

"Pipa baru bisa dibangun setelah GTA diteken.  Kemudian,  22 bulan setelah mulai dibangun,  pipa harus bisa mengalirkan gas," jelas dia.    

Namun,  target baru pemerintah tersebut ternyata tetap lebih lambat dari target yang ditetapkan PLN dan Petronas.   Sebelumnya,  ruas pipa itu ditargetkan bisa mulai digunakan pada kuartal IV 2011.     

Sementara itu,  menurut Tubagus,  pemerintah yang mengusulkan agar pipa Lapangan Kepondang-Tambaklorok disatukan dengan pipa Kalija.    

Perubahan tersebut membuat pemerintah bisa berhemat,  karena bisa menekan biaya cost recovery.  "Pipa Kalija akhirnya diputuskan menjadi skema hilir dengan titik serah di pintu milik PLN dan tarif pengangkutan ditentukan BPH Migas," kata Tubagus.   

Pertamina EP Region Jawa tingkatkan produksi migas dari pemboran 4 sumur eksploitasi


Pertamina EP Region Jawa berhasil melakukan kegiatan pemboran 4 sumur eksploitasi di lapangan eksisting.   Pemboran yang selesai dilaksanakan pada Triwulan-I 2011 tersebut memberikan kontribusi peningkatan produksi yang sangat signifikan.   Hasil uji produksi keempat sumur tersebut mencapai 2.686 barel per hari atau 313 persen daripada target yang ditetapkan BPMIGAS.    
 
PJ Direktur Operasi PT Pertamina EP Tony Harisman memaparkan bahwa target keseluruhan yang ditetapkan BPMIGAS untuk keempat sumur tersebut sebesar 650 barel per hari.   Namun hasil pengujian pada keempat sumur tersebut menunjukkan produksi minyak sebesar 2.686 barel per hari atau 2.036 barel lebih tinggi daripada target yang ditetapkan.      

Keempat sumur tersebut terdiri yaitu SMG P11 di Semanggi,  Jawa Tengah,  sumur CLU 09 Cilamaya Utara,  Karawang Jawa Barat,  RDG 50 di Majalengka Jawa Barat,  dan CMB 22 Cemara Barat di Indramayu Jawa Barat.   Selain keempat sumur tersebut,  Pertamina EP Region Jawa juga masih melaksanakan proses penyelesaian pemboran eksploitasi pada sumur SMG P9 dan P10 di Jawa Tengah dan sumur AJW-P02 di Arjawinangun Cirebon Jawa Barat.       

"Kami berharap sumur-sumur eksploitasi ini dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi migas sebagaimana hasil yang dicapai pada empat sumur terdahulu.   Dan hal ini akan menjadi bukti konkrit PERTAMINA EP mewujudkan upaya-upaya berkelanjutan untuk meningkatkan produksi.   Hingga bulan Maret 2011 ini,  pencapaian produksi PERTAMINA EP (YTD – Year To Date) adalah 99,5 % dari sasaran yang telah ditetapkan BPMIGAS"  tegas Tony.       

Lebih lanjut Tony menjelaskan bahwa Pertamina EP bertanggungjawab untuk mengelola lapangan yang sekitar 80 persen sudah tergolong tua dengan angka penurunan produksi alamiah rata-rata 18 persen.   Artinya,  untuk menjaga produksi yang stabil,  Pertamina EP harus melakukan upaya peningkatan produksi sekitar 30 persen.   Sehingga 18 persen produksi dapat menutup angka penurunan yang terjadi secara alamiah.   Sedangkan sisanya adalah untuk mewujudkan pertumbuhan produksi berkelanjutan.  "Kami telah membuktikannya dengan pertumbuhan angka produksi selama lima tahun terakhir," ujar Tony.

Perpanjangan Blok Mahakam baru bisa diputuskan pada 2015

 












Pemerintah akan memutuskan perpanjangan kontrak kerjasama blok Mahakam di Kalimantan Timur paling lambat pada 2015.  Kontrak blok yang dikelola oleh Total EP Indonesie itu baru akan berakhir pada 2017.     

Lembaga kajian migas dan tambang,  ReforMiner Institute meminta pemerintah memberikan hak pengelolaan secara otomatis pada blok yang akan habis masa konsesinya seperti Mahakam kepada Pertamina,  sebagai perusahaan migas negara.      

Direktur ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan,  pemberian hak pengelolaan itu bukan saja menjadi modal bagi Pertamina berkembang menuju perusahaan kelas dunia,  tetapi secara geopolitik juga memperkuat ketahanan energi nasional.    

"Hingga akhir kontrak 2017 nanti,  berarti Total dan Inpex telah mengelola 50 tahun atau sudah cukup banyak menikmati keuntungan dari Blok Mahakam.   Kini,  saatnya dikelola bangsa sendiri," ujarnya.    

Sementara itu,  Total EP Indonesie masih memiliki niat untuk memperpanjang kontrak tersebut setelah tahun 2017.   "Kita ingin melanjutkan operasi di blok Mahakam.   Kita harapkan itu bisa terlaksana," ujar Presiden dan General Manager Total EP Indonesie,  Elizabeth Proust.   

Seperti diketahui,  PT Pertamina (Persero) berharap sudah masuk blok Mahakam pada 2011 ini.   Hal ini sebagai upaya untuk mempersiapkan kemampuan perusahaan,  agar ketika nanti kontrak berakhir pada 2017,  Pertamina diinstruksikan untuk mengelola sudah tidak ada kendala lagi.   Pada tahun ini,  Pertamina berharap memperoleh saham sebesar 15% di blok Mahakam.   

Bahkan Pertamina telah mengajukan proposal kepada pemerintah sejak 4 November 2009.   Karena blok yang dikelola oleh Total dan Inpex tersebut mampu menggenjot portofolio perseroan dan menjadi salah satu ladang penghasil gas terbesar di dalam negeri.   

Produksi gas Blok Mahakam pada 2010 tercatat 2,48 miliar kaki kubik per hari dan minyak 93.000 barel per hari.   Konon,  cadangan gas di blok Mahakam masih tersisa sebesar 12,4 triliun kaki kubik (trillion cubicfeet/ tcf), dari total cadangan 23 tcf.    

Total EP Indonesie dan Inpex Corp yang kini memegang hak konsesi atas blok Mahakam diperkirakan telah mengeksploitasi sekitar 10,6 tcf gas.   Sebanyak 8,2 tcf gas saat ini masih dalam tahap pengembangan,  sedangkan 42 tcf akan dikembangkan.     

Total dan Inpex dikabarkan membutuhkan dana yang besar untuk mengembangkan proyek di Tunu 13b,  Peciko 7a,  serta South Mahakam 1 dan 2.   Proyek di Tunu 13b ditaksir membutuhkan dana investasi sekitar US$ 724 juta,  Peciko 7a US$ 530 juta,  serta US$ 400 juta dan US$ 377 juta di South Mahakam 1 dan 2.    

Pemerintah mendukung PT Pertamina untuk ikut mengelola blok penghasil gas terbesar tersebut bersama dengan Total sejak saat ini.   "Sayangnya,  kata dia Pemerintah tidak bisa ikut campur untuk besaran saham atau hak partisipasi maupun operator blok tersebut," terang Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),  Evita Herawati Legowo.    

Pembangunan lapangan Tunu 11, 12, 13A dan Peciko 6

 (Kalimantan Timur) Dalam kunjungan kerja ke Balikpapan,  Kalimantantan Timur, 25-26 Maret 2011,  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh direncanakan akan meresmikan Pembangunan Lapangan Gas dan Kondesat Tunu Tahap 11,  12,  13 A dan Peciko Tahap 6 serta pembangunan fasilitas akomodasi Lapangan South Processing Unit (SPU) Tunu yang dikelola Total E&P Indonesie Mahakam.    

Lapangan Tunu adalah lapangan besar yang menghasilkan gas dan kondensat yang beroperasi sejak tahun 1990.   Untuk menahan laju penurunan produksi karena deplesi terus menerus pada cadangan gas,  maka diperlukan anjungan-anjungan untuk menjaga kemampuan lapangan dalam memproduksi gas yang dibutuhkan melalui pembangunan fasilitas tambahan.    

Setelah meresmikan Proyek Tunu dan Peciko,  Menteri ESDM beserta rombongan akan meninjau lokasi VICO Coal Bed Methane (CBM) di Sumur Pamaguan 10.   Pada tahun 2011 ini,  VICO merencanakan pengeboran satu sumur Multi Well Pilot 1 di area Mutiara dan empat sumur Multi Well Pilot 2 di area Pamaguan.    

Bagi para pengguna via blackberry, info proyek dan detail tender lainnya dapat dilihat di versi web www.tender-indonesia.com.    

Saturday, March 5, 2011

L&T-Valdel Engineering Pvt. Ltd Presentation

"CompleteEngineering Solution Providerfor Upstream Oil & Gas Industry"































PAL Experience in Oil & Gas

ONSHORE GAS PROCESSING FACILITIES – OYONG PHASE2









Owner : SANTOS (SAMPANG) PTY. LTD
Client : SANTOS (SAMPANG) PTY. LTD
Bidder role : Main Contractor
Construction Location : PT PAL Indonesia’s Shop.
PT. Indonesia Power – Grati, Pasuruan Site Construction Location
Project Duration : 19 (Nineteenth) Months, February 2008 – September 2009.
Plant Location : PT. Indonesia Power – Grati, Pasuruan
Project Scope : Engineering, Procurement, Installation and Commissioning (EPIC)
Contract Value : above 19 Million USD.
Total Approx. Weight : N/A
Brief Description :
Onshore Gas Processing Facility


With major equipments :
1. Pressure Vessels & Tanks.
2. ESD System.
3. Process Control System
4. Chemical Injection.
5. Gas-gas Exchanger.
6. Dew Point Refrigeration Package.
7. Pig Receiver.
8. TEG Contactor.
9. Separators.
10. TEG Regeneration Package.
11. Dew Point Chiller Package.
12. Gas Engine Generator.
13. Gas Metering Package.
14. Diesel Generator.
15. Gas Turbine Generator.
16. Fire Detection System
17. Fire Water System,
18. Concrete Control Room
19. Telecommunication System.

Detail of Work :
1. Front End Engineering Design Evaluation, optimization and verification.
2. Fabrication Engineering.
3. Procurement Services for Civil Structure, Static and Rotating Mechanical Equipment, Steel Structure, Raw Material, Piping & Instrumentation, Control System, Electrical and Bulk Material
4. Pressure Vessel, Piping and Structure Fabrication.
5. Static Mechanical Equipment Fabrication and Installation.
6. Piping, Electrical & Instrumentation, Control & System Installation.
7. Civil works for Plant Construction.
8. Tie-in with PT Indonesia Power Gas Receiving Mater.
9. Tie-in with Offshore Pipeline for Oyong Phase 2 Contractors.
10. Start-Up and Commissioning.
-------------------ONSHORE FABRICATION SERVICE FOR KE-32 PLATFORM

Owner : KODECO ENERGY CO, LTD
Client : KODECO ENERGY CO, LTD
Bidder role : Main Contractor
Construction Location : PT PAL Indonesia’s Shop.
Project Duration : 12 (Twelve) Months, May 2006 –May 2007
Platform Location : Madura Strain
Project Scope : Engineering, Procurement and Construction (EPC)
Contract Value : above 4 Million USD.
Total Approx. Weight : 1000 Tonnes consist of Platform, Pile, Jacket & Equipment

Brief Description : Monopod Platform.
With major equipments :
1. Pressure Vessels.
2. ESD System.
3. MPFM.
4. WHCP.
5. Scada System.
6. Close Drain System.
7. Chemical Injection.
8. N2 Bottle system.
9. Pedestal Crane Package, etc





Detail of Work :
1. Engineering Evaluation and verification.
2. Fabrication Engineering.
3. Procurement Services for Steel Structure Raw Material, Piping & Instrumentation, Electrical and Bulk Material.
4. Platform Steel Structure Fabrication.
5. Pile & Jacket Steel Structure Fabrication.
6. Mechanical Equipment Fabrication and Installation.
7. Piping, Electrical & Instrumentation Installation.
8. Pre-Commissioning, Load Out and Sea Fastening.
-------------------
WELLHEAD PLATFORM – A UJUNG PANGKAH DEVELOPMENT PROJECT
Owner : AMERADA HESS
Client : AMERADA HESS
Bidder role : PAL- RPE Consortium
Construction Location : PT PAL Indonesia Shop.
Project Duration : May 2005 - September 2006
Platform Location : Ujung Pangkah - Gresik Madura Strain
Project Scope : Engineering, Procurement, Construction and Installation (EPIC)
Contract Value : above 60 Million USD.
Total Approx. Weight : 1300 Tonnes consist of Platform, Pile & Jacket











Project Scope :
1. Engineering Evaluation and Verification.
2. Procurement Services for Equipment, Steel, Super Duplex Material, Electrical, Instrumentation and Bulk Material.
3. Fabrication Engineering.
4. Fabrication Pile & Jacket and Platform Steel Structure.
5. Installation of Mechanical Equipment and Piping, Electrical & Instrumentation
6. Fabrication and Installation Subsea Pipeline 18” (42 km).
7. Pre-Commissioning and Commissioning.

Brief Description :
Four (4) Legs Platform, with major equipments :
1. Pressure Vessels.
2. ESD System.
3. PCS System.
4. F&G Detection System.
5. MPFM.
6. WHCP.
7. Scada System.
8. Close Drain System.
9. Chemical Injection.
10. N2 Bottle system.
11. Pedestal Crane Package.
12. Diesel Generator Package, etc
-------------------
ZELDA F PLATFORM FABRICATION FOR SES GAS PROJECT

Owner : CNOOC SES LTD
Client : CNOOC SES LTD
Bidder role : Main Contractor
Construction Location : PT PAL Indonesia Shop.
Project Duration : June 2005 - January 2006
Platform Location : South East Sumatera Gas Project (Zelda F) - Madura Strain
Project Scope : Engineering, Procurement and Construction (EPC)
Contract Value : above 4 Million USD.
Total Approx. Weight : 685 Tonnes consist of Platform, Pile, Jacket & Equipment
Brief Description :
Monopod Platform.
With major equipments :
1. Pressure Vessel.
2. Heat Exchanger.
3. ESD System.
4. MPFM.
5. WHCP.
6. Scada System.
7. Dew Point Control System.
8. Close Drain System.
9. Chemical Injection.
10. N2 Bottle system.
11. Pedestal Crane Package, etc

Detail of Work :
1. Fabrication Engineering.
2. Procurement Services for Steel Structure Raw Material, Piping & Instrumentation, Electrical and Bulk Material
3. Platform Steel Structure Fabrication.
4. Pile & Jacket Steel Structure Fabrication.
5. Mechanical Equipment Installation.
6. Piping & Instrumentation Installation.
7. Pre-commissioning, Load Out and Sea Fastening.
-------------------
TOTAL TUNU PHASE VII, VIII, XI / PKG1
Owner : TOTAL INDONESIE
Client : TOTAL INDONESIE
Equipment : Turbo Compressor Module Package.
Quantity : 2 (two) Units
Bidder role : Contractor
Activity Location : GE Nuovo Pignone Florence & Massacarrara - Italia
Project Duration :
Phase XI Oct 2006 – Febr. 2008.
Phase VIII Sept. 2001 - April 2003
Phase VII August 1998 - April 2000
Project Scope :
Management, Engineering, Procurement, Construction and CommissioningContract Value :
Phase XI above 38 Million USD.
Phase VIII above 28 Million USD
Phase VII above 31 Million USD
Total Approx. Weight : 800 Tonnes
Brief Description :
Compressor for Wellhead Gas Lift
With major equipments :
1. Gas Turbine.
2. Compressor.
3. Instrumentation.
4. Electric and Control System.
5. Steel Structure etc

Detail of Work :
1. Basic and Detail Engineering.
2. Fabrication Engineering.
3. Procurement Services for Steel Structure Instrumentation, Electrical and Bulk Material
4. Steel Structure Fabrication.
5. Mechanical Equipment Installation.
6. Piping & Instrumentation Installation.
7. Electrical Installation.
8. Load Out and Transportation.
9. Package Installation.
10. Commissioning.
11. Project Management.
Equipment Destination : East Kalimantan - Indonesia
-------------------
ARII CCO-341 PROJECT
Owner : ARCO INDONESIA
Client : ARCO INDONESIA
Equipment : Compressoion Modules Train C and D.
Quantity : 2 (two) Units
Bidder Role : Contractor
Activity Location : PT PAL Indonesia Shop
Project Completion : 1997
Project Scope : Engineering, Procurement, and Construction.
Contract Value : above 3 Million USD
Total Approx. Weight : 600 Tonnes
Brief Description :
Compressor for Wellhead Gas Lift with dimension of 20 (L) x 75 (W) x 12 (H)
With equipment :
1. Gas Turbine.
2. Compressor.
3. Instrumentation.
4. Electric and Control System.
5. Steel Structure.

Detail of Work :
1. Fabrication Engineering.
2. Procurement Services for Steel Structure Raw Material, Equipment, Piping & Instrumentation, Electrical and Bulk Material
3. Steel Structure Fabrication.
4. Mechanical Equipment Installation.
5. Piping & Instrumentation Installation.
6. Electrical Installation.
7. Load Out and Transportation.
Equipment Destination : Bontang - Indonesia
-------------------
ARII CCO-300 PROJECT
Owner : ARCO INDONESIA
Client : ARCO INDONESIA
Equipment : Monopod Platform and Pipespool.
Quantity : ea 1 (one) Unit.
Bidder Role : Contractor
Activity Location : PT PAL Indonesia Shop
Project Completion : 1995
Project Scope : Procurement and Construction.
Contract Value : above 1 Million USD
Total Approx. Weight : N/A
Brief Description : Fabrication of KLC Monopod Platform and Pipespool for MMC-A Enhancement

Detail of Work :
1. Fabrication Engineering
2. Procurement Services.
3. Machining
4. Construction.
5. Load Out and Transportation.
-------------------ARII CCO-283 PROJECT
Owner : ARCO INDONESIA
Client : ARCO INDONESIA
Equipment : Package.
Quantity : 1 (one) Set.
Bidder Role : Contractor.
Activity Location : PT PAL Indonesia Shop
Project Completion : 1995
Project Scope : Installation.
Contract Value : above 1 Million USD
Total Approx. Weight : N/A
Brief Description : KNA/BM Relocation

Detail of Work :
1. Mobilization
2. Transportation.
3. Installation.
-------------------
MODULAR PACKAGE OF RECOVERY PLUS FOR BLUESKY PROJECT
Owner : PERTAMINA – UP VI BALONGAN
Client : UOP
Equipment : Glycol Regeneration Package.
Quantity : 1 (one) Unit
Bidder role : Subcontractor
Construction Location : PT PAL Indonesia Shop
Equipment Delivery : August, 2004
Project Scope : Engineering, Procurement, Construction & Pre-Commissioning
Contract Value : above US$. 1,500,000
Total Approx. Weight : 100 Tonnes
Brief Description :
The package consist of :
1. Steel Structure.
2. Heat Exchanger
3. Pressure Vessels.
4. Tanks.
5. Piping.
6. Electrical.
7. Instrumentation.
8. Bulk Materials.

Detail of Work :
1. Detail Engineering.
2. Fabrication Engineering.
3. Procurement Services.
4. Fabrication, Machining
5. Installation.
6. Pre-Com, Load Out & Installation
Destination : Balongan
-------------------
GLYCOL REGENERATION PACKAGE PROJECT

Owner : MOBIL OIL
Client : MOBIL OIL
Equipment : Glycol Regeneration Package.
Quantity : 2 (two) Units.
Bidder role : Contractor
Construction Location : PT PAL Indonesia Shop.
Project Duration : October 1995 - July 1996
Project Scope : Engineering, Procurement, and Construction.
Contract Value : above 1,500,000 Million USD Approx.
Total Approx. Weight : 80 Tonnes
Brief Description :
The package consist of :
1. Steel Structure.
2. Interchanger.
3. Pressure Vessels.
4. Tanks.
5. Burner.
6. Piping.
7. Instrumentation.
8. Bulk Materials.

Detail of Work :
1. Detail Engineering.
2. Fabrication Engineering.
3. Procurement Services.
4. Fabrication, Machining and Construction.
5. Load Out and Transportation.
Destination : South Lhoksukon, Aceh
-------------------
NILAM, SEMBERAH S-13 AND PAMAGUAN GAS COMPRESSION
Owner : BRITISH PETROLEUM
Client : VICO INDONESIA
Equipment : Air Cooled Heat
Quantity : 1 (One) Unit
Bidder role : Contractor
Construction Location : PT PAL Indonesia
Project Duration : July 1998 - December
Project Scope : Engineering, and Construction.
Contract Value : above USD 500,000.
Total Approx. Weight : 95 Tonnes
Brief Description : N/A

Detail of Work :
1. Detail Engineering.
2. Fabrication Engineering
3. Procurement Services.
4. Fabrication, Machining and Construction.
5. Load Out.
Destination : Franco On Barge
-------------------
SINGLE BUOY MOORING KODECO
Owner : KODECO ENERGY CO. LTD
Client : KODECO ENERGY CO. LTD
Equipment : Oil Mooring Barge.
Quantity : One (1) Unit
Bidder role : CONTRACTOR
Activity Location : PT PAL Indonesia Shop
Equipment Delivery : August, 2001
Project Scope : Repair and Maintenance.
Contract Value : -
Total Approx. Weight : 150 Tonnes
Brief Description : N/A.
Detail of Work :
1. Fabrication Engineering
2. Procurement Services.
3. Repair